Pada tanggal 25 November 2024, OGC Nice berhasil tunjukkan kualitas tim dengan skor 2-1 mengalahkan Strasbourg dalam pertandingan yang berlangsung di Allianz Riviera.
Kemenangan ini memperpanjang rekor tak terkalahkan Nice di kandang menjadi 12 pertandingan di Ligue 1 musim ini. Berikut ini GOALED NETWORK akan membahas sampai tuntas tentang Nice tunjukkan kualitas tim dengan kemenangan 2-1 atas Strasbourg dalam pertandingan yang seru.
Awal yang Sulit bagi Nice Di Babak Pertama
Pertandingan dimulai dengan Strasbourg yang tampil agresif dan menyerang sejak awal. Mereka berhasil memanfaatkan kecepatan dan kekuatan para penyerangnya untuk menekan pertahanan Nice. Tekanan ini membuat lini belakang Nice kewalahan, terutama dalam menghadapi serangan balik cepat yang dilancarkan oleh Strasbourg.
Pada menit ke-20, Strasbourg berhasil membuka keunggulan melalui gol yang dicetak oleh Dilane Bakwa. Gol ini bermula dari kesalahan dalam membangun serangan dari lini tengah Nice. Bola berhasil direbut oleh pemain Strasbourg yang kemudian memberikan umpan terobosan kepada Bakwa. Dengan kecepatan dan ketenangannya, Bakwa berhasil mengelabui kiper Marcin Bułka dan mencetak gol pertama dalam pertandingan tersebut.
Gol ini menjadi pukulan bagi Nice yang harus segera bangkit dari ketertinggalan. Kesalahan dalam koordinasi dan komunikasi di lini belakang menjadi faktor utama terjadinya gol tersebut. Strasbourg terus menekan dan hampir menggandakan keunggulan mereka beberapa menit kemudian, namun penyelamatan gemilang dari Bułka berhasil mencegah hal tersebut.
Nice mencoba untuk merespons dengan meningkatkan intensitas serangan mereka, namun pertahanan solid Strasbourg membuat mereka kesulitan untuk menciptakan peluang berbahaya. Babak pertama berakhir dengan keunggulan 1-0 untuk Strasbourg, meninggalkan Nice dengan pekerjaan rumah besar untuk babak kedua.
Baca Juga: Kemenangan Telak, Barcelona Hancurkan Brest dengan Skor 3-0
Perubahan Taktik dan Kualitas Tim Nice
Setelah tertinggal, Nice tidak tinggal diam dan tunjukkan kualitas tim nya. Pelatih Franck Haise segera merespons dengan melakukan perubahan taktik yang signifikan. Ia mengubah formasi tim dari 3-5-2 menjadi 4-3-3, sebuah formasi yang lebih ofensif dan memungkinkan Nice untuk menekan lebih tinggi di lapangan. Perubahan ini membutuhkan beberapa menit penyesuaian bagi para pemain yang biasanya bermain dengan tiga bek tengah, namun mereka berhasil beradaptasi dengan cepat.
Perubahan taktik ini terbukti efektif, terutama dengan penampilan impresif dari Mohamed-Ali Cho dan Sofiane Diop di lini serang. Mohamed-Ali Cho, yang bermain di sisi kanan serangan, terus memberikan tekanan kepada pertahanan Strasbourg dengan kecepatan dan kekuatannya.
Ia sering kali berhasil melewati bek lawan dan menciptakan peluang berbahaya. Meskipun beberapa peluang yang diciptakannya belum berhasil membuahkan gol, usahanya tidak sia-sia karena terus mengganggu konsentrasi pertahanan Strasbourg.
Di sisi lain, Sofiane Diop yang bermain sebagai gelandang serang, menjadi inspirasi bagi rekan-rekannya dengan umpan-umpan kreatifnya. Diop menunjukkan visi permainan yang luar biasa dengan memberikan umpan-umpan terobosan yang akurat dan membuka ruang bagi rekan-rekannya untuk menyerang.
Pergerakannya yang dinamis dan kemampuan untuk mengontrol tempo permainan membuatnya menjadi pemain kunci dalam perubahan taktik ini.
Semangat juang para pemain Nice juga patut diacungi jempol. Mereka tidak menyerah meskipun tertinggal lebih dulu dan terus berusaha untuk membalikkan keadaan.
Determinasi dan kerja keras mereka akhirnya membuahkan hasil ketika Melvin Bard berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-54, yang kemudian diikuti oleh gol bunuh diri dari pemain Strasbourg, Sylla, yang memastikan kemenangan bagi Nice.
Kebangkitan Nice Di Babak Kedua
Memasuki babak kedua, Nice tampil dengan semangat yang lebih agresif dan determinasi tinggi untuk membalikkan keadaan. Mereka mulai menekan Strasbourg sejak awal babak kedua, menunjukkan intensitas yang lebih tinggi dalam permainan mereka. Perubahan taktik yang dilakukan oleh pelatih Franck Haise di babak pertama mulai menunjukkan hasilnya.
Pada menit ke-54, Melvin Bard berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Gol ini tercipta setelah umpan terobosan brilian dari Sofiane Diop, yang mampu melihat celah di pertahanan Strasbourg.
Diop mengirimkan umpan yang tepat ke jalur lari Bard, yang kemudian menyelesaikan peluang tersebut dengan tenang, mengarahkan bola ke sudut gawang yang sulit dijangkau oleh kiper Strasbourg. Gol ini menjadi titik balik bagi Nice, yang semakin percaya diri untuk mengejar kemenangan.
Keberhasilan menyamakan kedudukan memberikan dorongan moral yang besar bagi para pemain Nice. Mereka terus menekan pertahanan Strasbourg dengan serangan-serangan yang terorganisir dan penuh semangat.
Hanya delapan menit berselang, Nice berhasil membalikkan keadaan menjadi 2-1 melalui gol bunuh diri yang dilakukan oleh pemain Strasbourg, Sylla. Gol ini terjadi setelah tekanan terus-menerus dari lini serang Nice, yang memaksa Sylla melakukan kesalahan fatal saat mencoba menghalau bola dari area berbahaya.
Pertahanan Solid dan Kemenangan Penting
Setelah berhasil unggul 2-1, Nice fokus untuk mempertahankan keunggulan mereka dengan strategi pertahanan yang solid. Pelatih Franck Haise menginstruksikan para pemainnya untuk bermain lebih disiplin dan menjaga koordinasi yang baik antara lini tengah dan belakang. Hal ini bertujuan untuk menutup setiap celah yang bisa dimanfaatkan oleh Strasbourg untuk menciptakan peluang berbahaya.
Pertahanan Nice tampil sangat kokoh, dengan para bek yang bermain penuh konsentrasi dan tidak memberikan ruang bagi penyerang Strasbourg. Kerjasama antara bek tengah dan bek sayap sangat baik, sehingga setiap serangan yang dilancarkan oleh Strasbourg dapat diantisipasi dengan cepat. Lini tengah Nice juga berperan penting dalam membantu pertahanan, dengan gelandang-gelandang mereka yang aktif melakukan pressing dan memotong aliran bola lawan.
Kiper Marcin Bułka menjadi salah satu pahlawan dalam pertandingan ini. Ia tampil gemilang dengan beberapa penyelamatan penting yang memastikan Nice tetap unggul hingga peluit akhir berbunyi. Bułka menunjukkan refleks yang luar biasa dan ketenangan dalam menghadapi tekanan dari para penyerang Strasbourg. Salah satu momen krusial adalah ketika ia berhasil menepis tendangan keras dari luar kotak penalti yang hampir saja menyamakan kedudukan.
Selain itu, Nice juga mencoba untuk mengontrol tempo permainan dengan lebih banyak menguasai bola dan mengalirkannya dengan sabar dari kaki ke kaki. Strategi ini tidak hanya membantu mereka dalam mempertahankan keunggulan, tetapi juga membuat Strasbourg kesulitan untuk mendapatkan kembali bola dan melancarkan serangan.
Kesimpulan
Kemenangan 2-1 atas Strasbourg ini tidak hanya memperpanjang rekor tak terkalahkan Nice di kandang menjadi 12 pertandingan, tetapi juga membawa mereka kembali ke posisi lima besar klasemen sementara Ligue 1. Hasil ini sangat penting bagi Nice, mengingat persaingan di papan atas yang semakin ketat. Dengan tambahan tiga poin ini, Nice kini memiliki peluang lebih besar untuk bersaing memperebutkan tiket ke kompetisi Eropa musim depan.
Semangat juang dan kemampuan untuk bangkit dari ketertinggalan menjadi kunci sukses Nice dalam pertandingan ini. Setelah tertinggal lebih dulu, para pemain menunjukkan mentalitas yang kuat dan tidak menyerah. Perubahan taktik yang dilakukan oleh pelatih Franck Haise juga memainkan peran penting dalam kebangkitan tim. Keputusan untuk mengubah formasi dan strategi di tengah pertandingan menunjukkan fleksibilitas dan kecerdasan taktis yang tinggi. Untuk mengetahui lebih banyak tentang infomrasi seperti ini, Anda dapat mengklik link seputaran sepak bola ini. Untuk mengetahui lebih banyak tentang infomrasi seperti ini, Anda dapat mengklik link seputaran sepak bola ini.