Claudio Ranieri kembali ke AS Roma untuk ketiga kalinya sebagai pelatih, namun debut ranieri di musim ini tidak berjalan mulus dan harus menelan kekalahan pertama melawan Napoli.
Dalam pertandingan melawan Napoli, Roma mengalami kekalahan tipis 1-0. Meskipun hasil tersebut tidak memuaskan, Ranieri tetap optimis dan bertekad untuk memperbaiki keadaan tim yang saat ini berada dalam krisis. Artikel ini akan membahas perjalanan Ranieri di Roma, tantangan yang dihadapinya, serta harapan untuk masa depan.
Kembalinya Claudio Ranieri ke AS Roma
Claudio Ranieri, yang kini berusia 73 tahun, disambut hangat oleh para penggemar Roma saat ia kembali ke klub yang sangat dicintainya. Setelah serangkaian hasil buruk yang membuat Roma terpuruk di peringkat 12 Serie A, Ranieri ditunjuk untuk menggantikan Ivan Juric yang dipecat setelah hanya 12 pertandingan.
Kembalinya Ranieri disambut dengan mural yang menggambarkan dirinya sebagai senator Romawi, menandakan harapan besar dari para penggemar untuk stabilitas dan kesuksesan tim.
Tantangan AS Roma di Awal Musim
Meskipun Ranieri memiliki pengalaman luas, tantangan yang dihadapinya kali ini cukup berat. Dalam 12 pertandingan awal musim ini, Roma hanya berhasil mengumpulkan 13 poin dan terancam tidak bisa bersaing untuk mendapatkan tempat di Liga Champions.
Selain itu, ketidakpuasan penggemar terlihat dari protes yang sering terjadi di Stadio Olimpico. Ranieri menyadari bahwa timnya membutuhkan perubahan mental dan fisik agar bisa kembali ke jalur kemenangan.
Baca Juga: Fiorentina Bersaing Di Posisi Atas Serie A Setelah Kemenangan Melawan Como
Analisis Pertandingan Melawan Napoli
Dalam debutnya melawan Napoli, Ranieri melakukan beberapa perubahan taktis. Ia memulai dengan formasi empat bek namun beralih ke tiga bek di babak kedua untuk menguasai penguasaan bola lebih baik. Meskipun Roma kalah, Ranieri merasa ada beberapa aspek positif dari permainan timnya.
Ia mencatat bahwa meskipun Napoli adalah tim yang sedang berjuang untuk meraih gelar juara, para pemainnya menunjukkan semangat dan determinasi yang baik.
Fokus pada Perbaikan Tim AS Roma
Ranieri menekankan pentingnya kerja keras dan fokus dalam menghadapi masalah yang ada. Ia mengungkapkan bahwa tim perlu meningkatkan konsentrasi dan mengurangi kesalahan defensif. Salah satu perhatian utama adalah ketergantungan pada Paulo Dybala dalam mencetak gol.
Ranieri ingin melihat lebih banyak kreativitas dari lini serang dan berharap Dybala dapat segera kembali ke performa terbaiknya.
Kesimpulan
Dengan jadwal pertandingan yang padat ke depan, termasuk laga melawan Tottenham di Europa League dan Atalanta di Serie A, Ranieri memiliki kesempatan untuk membuktikan kemampuannya sebagai pelatih. Ia percaya bahwa dengan kerja keras dan dedikasi, Roma dapat bangkit dari keterpurukan ini. “Kami memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan, tetapi saya merasa positif,” kata Ranieri setelah pertandingan melawan Napoli.
Ranieri juga memiliki rencana untuk beralih ke posisi eksekutif setelah musim ini berakhir, memberikan kontribusi dalam pemilihan pelatih selanjutnya. Dengan pengalaman dan pengetahuannya tentang klub, ia berharap dapat membantu Roma menemukan arah yang tepat untuk masa depan.
Dalam kesimpulannya, meskipun Claudio Ranieri memulai kembali perjalanannya di Roma dengan kekalahan, semangat dan tekadnya untuk memperbaiki keadaan tim tetap kuat. Para penggemar berharap bahwa dengan kepemimpinannya. Roma dapat kembali bersaing di papan atas Serie A dan meraih kesuksesan yang telah lama dinanti. Simak dan ikuti terus informasi sepak bola liga Italia terbaru secara lengkap hanya di Serie A.